Sedikit Info Seputar
Membuat Kopi Luwak, Tanpa Bantuan Binatang Luwak
Terbaru 2017
- Hay gaes kali ini team Blog Android, kali ini akan membahas artikel dengan judul Membuat Kopi Luwak, Tanpa Bantuan Binatang Luwak, kami selaku Team Blog Android telah mempersiapkan artikel ini untuk sobat sobat yang menyukai Blog Android. semoga isi postingan tentang
Artikel Iptek, yang saya posting kali ini dapat dipahami dengan mudah serta memberi manfa'at bagi kalian semua, walaupun tidak sempurna setidaknya artikel kami memberi sedikit informasi kepada kalian semua. ok langsung simak aja sob
Judul:
Berbagi Info Seputar
Membuat Kopi Luwak, Tanpa Bantuan Binatang Luwak
Terbaru
link: Membuat Kopi Luwak, Tanpa Bantuan Binatang Luwak
Berbagi Artikel Tentang Membuat Kopi Luwak, Tanpa Bantuan Binatang Luwak Terbaru dan Terlengkap 2017
Semakin tingginya permintaan pasar terhadap kopi luwak harus di sambut baik oleh para pelaku usaha agribisnis. Untuk memenuhi permintaan pasar yang besar jika hanya mengandalkan produksi dari alam/binatang Luwak saja maka tidak akan sulit untuk terpenuhi. Harus dilakukan penelitian untuk membuat inovasi baru agar produksi tidak tergantung pada ketersediaan binatang Luwak.
Kelemahan Produksi Kopi Luwak Dengan Binatang Luwak.
1. Sebagian masyarakat belum dapat menerima kopi luwak karena adanya kontroversi dari sisi agama dan higynitas
2. Produksi tergantung pada jumlah Luwak/Musang dan nafsu makannya
3. Ketika tidak musaim panan kopi harus tetap memmberi makan Luwak sehinga berakibat pada biaya produksi yang mahal
4. Memerlukan tempat dan biaya tambahan lainya untuk perawatan Luwak/Musang
5. Adanya pertentangan dari kalangan pecinta binatang.
Produksi Kopi Luwak Tanpa Binatang Luwak/Musang
Prof. Dr. Ir. Hj. Erliza Noor |
Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Hj. Erliza Noor akhirnya penelitian itu mambuahkan hasil yang sangat membanggakan. Prof. Dr. Ir. Hj. Erliza Noor adalah guru besar Institut Pertanian Bogor yang menjadi staf pengajar Depertemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Penelitian itu berhasil mengembangkan produksi kopi Luwak tanpa binatang Luwak, yaitu dengan sistem Enzimatis. Dengan temuan ini seluruh bangsa Indonesia khususnya masyarakat pertanian wajib berbangga hati bahwa putra-putri Indonesia mampu berkarya sedemikian hebatnya.
Teknologi produksi kopi luwak secara enzimatis ini tentunya mengadaptasi kondisi fermentasi biji kopi didalam perut atau pencernaan hewan Luwak. Dimana buah kopi setelah dimakan Luwak lalu difermentasi di dalam pencernaan Luwak sebelum dikeluarkan dalam bentuk feses. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian itu adalah ketika proses pendegradasian atau penghancuran buah dan kulit kopi oleh mikroorganisme menghasilkan enzim yang berperan dalam reaksi enzimatis perubahan komposisi kimia dalam biji kopi. Perubahan komposisi kimia biji kopi inilah yang membuat aroma dan rasa yang unik pada kopi Luwak.
Reaksi enzimatis melibatkan oleh peranan mikroorganisme jenis bakteri-bakteri selulolitik (penghancur sel), proteolitik (penghancur protein) dan xilanolitik yang diperoleh dari hasil isolasi dan seleksi feses luwak. Dari hasil isolasi, dipilih bakteri dari ketiga kelompok tersebut yang memiliki aktivitas enzim tertinggi adalah
- Stenotropomonas sp MH34 (bakteri xilanolitik),
- Proteus penneri (bakteri selulolitik)
- Bacillus aerophilus (bakteri proteolitik)
Rekayasa proses produksi kopi Luwak mencakup perlakuan inokulum secara tunggal (satu jenis bakteri) maupun kombinasi (dua dan tiga jenis bakteri), kondisi fermentasi (waktu dan suhu) serta rasio inokulum. Rekayasa proses produksi kopi luwak secara enzimatis ini diharapkan dapat menghasilkan kopi setara atau lebih baik dari kopi luwak yang diproduksi dengan bantuan hewan Luwak.